
Hari ini, Rabu tanggal 26 Januari 2022, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian menyelenggarakan Kuliah Tamu via zoom yang dimulai pukul 09.00 sampai dengan 12.00 wita dengan tema “Tren Makanan Fermentasi”. Narasumbernya adalah Bapak Dr. nat. techn. Ida Bagus Agung Yogeswara, S.TP., M.Sc dosen Prodi Ilmu Gizi Universitas Dhyana Pura. Peserta yang hadir berjumlah 54 orang, terdiri dari dosen Fakultas Pertanian Unisan, mahasiswa Prodi THP Faperta Unisan dan beberapa orang berasal luar Universitas Ichsan Gorontalo. Menurut Ketua Program Studi THP, ibu Tri Handayani, S.Pd.,M.Sc ditemui tim Humas Fakultas menyebutkan bahwa Tujuan Kuliah Tamu yaitu sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan pemahaman maupun sharing informasi terkait Tren Makanan fermentasi baik bagi masyarakat pada umumnya, maupun bagi akademisi (mahasiswa, dosen) dan peneliti pada khususnya. Lanjutnya beliau menyebutkan bahwa dimasa Pandemi Covid-19 menjaga kesehatan merupakan sebuah keharusan. Beberapa laporan ilmiah menyebutkan Pangan yang difermentasi dilaporkan dapat menjadi asupan bermanfaat bagi kesehatan maupun unk mencegah penyakit, sehingga menjadi sebuah tren di masyarakat sbg makanan sehat. Namun untuk mengikuti tren tersebut, diperlukan pengetahuan yang cukup agar masyarakat tidak hanya sekedar mengikuti tren, melainkan perlu mengetahui apa itu makanan fermentasi, bagaimana pembuatannya, serta apa saja kandungan dan manfaat dari mengonsumsi makanan fermentasi.
Pada kegiatan ini, materi yang dibawakan oleh narasumber adalah asam gamma aminobutirat sebagai komponen bioaktif pada makanan fermentasi. Proses fermentasi merupakan salah satu teknik pengolahan pangan yang sudah dilakukan secara beabad-abad. Tujuan proses fermentasi adalah meningkatkan nilai gizi, citarasa dan masa simpan dari olahan pangan tersebut. Salah satu komponen bioaktif yang terbentuk selama fermentasi adalah GABA (asam ?- aminobutirat). GABA merupakan asam amino non-protein yang memiliki efek fisiologis sebagai antihipertensi, antikanker, anti obesitas dan digunakan untuk terapi penderita Parkinson dan Alzhiemer.
Menurut Bapak Yogeswara, Komponen bioaktif GABA pada makanan sangat rendah, sehingga perlu ditingkatkan melalui proses fermentasi. Makanan fermentasi yang tinggi GABA akan meningkatkan efek fungsional/kesehatan dari makanan fermentasi tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa, Kadar GABA dapat ditingkatkan dengan menggunakan kultur starter bakteri asam laktat atau dengan proses germinasi atau perkecambahan (terutama komoditas kacang-kacangan dan serealia). Bapak Yogeswara berpendapat bahwa makanan fermentasi tinggi GABA belum popular di Indonesia, sehingga akan menjadi tantangan bagi para ahli pangan dan gizi untuk mengembangkan makanan fermentasi tinggi GABA untuk menurunkan angka kasus penyakit degeneratif di Indonesia.